“Hidup itu jangan pilih-pilih teman”. Kata mujarab yang paling sering digunakan. Simple dan ngena, mungkin itu adalah sebuah alasan kenapa pepatah tersebut menjadi booming. Menjadi flexible, banyak teman, mudah beradaptasi mungkin juga menjadi sebuah alasan pepatah itu lebih booming. Pelajar mana yang tak tahu pepatah tersebut, untuk membuat anak didiknya lebih menjadi anak yang banyak teman dan pintar.

Berbalik dari keadaan hal tersebut, apakah memilih teman agar teman-teman baik dapat tersaring dan menjadi teman baik kita tidak boleh? Menentukan pilihan sendiri, tak ada yang menyalahkan. Semua akan membalik kepada diri sendiri terlebih dahulu, selebihnya baru lingkungan sekitar yang akan merasakan juga. Dikucilkan, diremehkan, dihina, dicaci maki, dibully, segala bentuk macam penjauhan kepada orang yang over dalam memilih teman.

Cara memiliki teman gimana sih? Ketemu di jalan, menyapa, senyum, ngobrol, trus pergi. Atau ketemu di jalan, butuh – menyapa, ga butuh – ga menyapa, teman asyik – diajak ngobrol, teman ga asyik – pura pura ga ngeliat. Jiaaaannnnnccccc *ehm ehm

Teman yang asyik itu teman yang penuh dengan kesederhanaan, sederhana seperti apa? Liat aja dari gaya bicara dan cara dia menggauli teman.

Share pengalaman pribadi aja yah, anak punk, anak metal, anak seni, pengusaha kecil, karyawan kecil. Mereka semua lebih asyik, daripada mahasiswa, anak yg mempunyai pangkat tinggi, anak yg berkecukupan dlm ekonomi.

Hoaaammmm ngobrol belum panjang jari tangan udah mulai cape. Buat kamu yang baca artikel ini, paham atau tidaknya kalian saya tidak peduli!!! Kalian peduli atau ga pun saya tidak peduli!!!
Joss!!! Salam Blogger!!! Mendhoan karo lombok kayane enak kyeh