Hmm, sebenarnya Saya tidak terlalu pintar dalam membuat sebuah kalimat pembuka di sepanjang paragraf pertama yang dapat membuat pembaca artikel paham dengan apa yang akan Saya sampaikan. Tapi, yang terpenting adalah Saya menikmati setiap kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf. Bersyukur dan menggunakan sebaik mungkin apa yang sudah Tuhan berikan kepada Saya dengan memberikan beberapa informasi-informasi yang menurut Saya cukup bermanfaat dan memiliki hikmah yang dapat diambil oleh setiap orang yang membacanya.
Tanpa panjang lebar, sebenarnya Saya ingin membicarakan suatu hal kecil yang sering kali luput dalam pikiran kita.
Foto makanan ini Saya ambil beberapa waktu yang lalu. Terlihat masih ada sisa makanan yang cukup banyak dibuang begitu saja oleh sang pemilik awalnya. Entah sudah kenyang, bosan, tidak enak, atau apapun itulah. Makanan ini memang mereka yang membelinya, dengan uangnya sendiri. Tapi, itu bukan berarti mereka dapat seenaknya membuang makanan tersebut. Cobalah menengok ke luar sana. Berapa banyak orang yang kelaparan, mencari sesuap nasi demi kelansungan hidup. Berapa banyak orang yang mati karena kelaparan. Sedangkan mereka, yang membuang makanan, katakanlah sebagaimana islam mengajari umatnya untuk menghabiskan setiap nadi yang sedang kita makan. Jangan sampai ada yang mubadzir. Astaga, sungguh keterlaluan orang-orang yang selalu menghamburkan-hamburkan makanannya. Sedangkan diluar sana banyak orang mati karena kelaparan.
Kejadian tersebut mengantarkanku untuk menuliskan suatu hal yang lain.
Belajarlah untuk belajar lebih giat lagi. Jangan malas ketika diberi tugas rumah oleh dosen. Sedangkan, jika kita lihat, berapa banyak orang yang ingin kuliah di kampus idamannya masing-masing. Kitapun tak boleh mengolok-oloknya. Belajarlah lebih giat, jadilah orang sukses dan antarkan mereka sekolah tanpa mereka harus mengeluarkan biaya.
Sungguh kedua hal di atas adalah masalah kecil yang sering kali luput dalam pikiran kita, namun sebenarnya hal tersebut adalah suatu hal yang mengajarkan kita untuk bersyukur, menikmati, dan menghabiskannya dengan rasa penuh ikhlas. Bukan tentang besar kecilnya tempatmu berteduh. Bukan tentang empus kerasnya bantalmu. Tapi ini tentang rasa bersyukur, bersyukur dalam segala hal pada segala ruang, waktu dan suasana.