Sejarah Mata Uang Indonesia Dari Awal Sampai 2017 -Senin, 19 Desember 2016 kemaren, Bank Indonesia meluncurkan pecahan uang rupiah baru. Lalu, pernahkah Anda melihat bagaiamana dari bentuk uang Indonesia jaman dahulu. Persisnya, saat jaman kemerdekaan Indonesia. Pernahkah terpikir oleh Anda, mengapa mata uang Indonesia dinamakan Rupiah? Penasaranan, seperti apa informasi mengenai uang indonesia dari masa ke masa.

Banyak orang menduga asal kata nama Rupiah berasal dari perkataan Rupe, satuan dari nama uang India. Namun, menurut Adi Pratomo, salah satu sejarawan uang Indonesia, nama Rupiah berawal dari kata Rupia tanpa “H” dalam bahasa Indonesia. Namun, ada juga yang berpendapat nama Rupiah berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti perak. Sebelumnya, pada masa penjajahan Belanda, kita menggunakan sistem mata uang Belanda pada tahun 1610 hingga 1817. Nama Rupiah pertama kali digunakan secara resmi ketika dikeluarkan pada era pendudukan Jepang, pada Perang Dunia II. Hingga Perang Dunia II selesai, bank Jawa menjadi cikal bakal Bank Indonesia. Lalu, bagaimanakah bentuk mata uang Indonesia pertama kali?

Mata Uang Gulden Belanda

Desakan untuk memiliki mata uang sendiri di Indonesia akhirnya muncul, Pemerintah menerbitkan uang Oeang Republik Indonesia (ORI) yang mulai diedarkan bulan Oktober 1946. Situasi perang membuat peredaran uang Oeang ORI tersendak. Namun, ORI tetap diedarkan secara gerilya dan terbukti mampu meningkatkan rasa solidaritas serta nasionalisme rakyat Indonesia. Bentuk fisik ORI saat itu sangat sederhana dengan kualitas yang tidak terlalu bagus dan sistem pengaman berupa serat halus masih kurang memadai. ORI pertama kali dikeluarkan pada tahun 1945. Pada masa ini, ORI resmi diedarkan pada bulan Oktober 1946. Pecahannya mulai dari satu sen, lima sen, sepuluh sen, setengah rupiah, satu rupiah, lima rupiah, sepuluh rupiah dan seratus rupiah.

Oeang Republik Indonesia

Kemudian, pada masa ORI kedua, yaitu pada tahun 1947 ORI dua hanya memiliki 4 pecahan mata uang, yaitu 5 rupiah, sepuluh rupiah, 25 rupiah dan 100 rupiah. Untuk edisi ini, seluruh mata uang bertanggal Yogyakarta 1 Januari 1947 dan ditandatangani oleh Mr. Syafriudin Prawiranegara.

Oeang Republik Indonesia Kedua

Selanjutnya, pada masa ORI ketiga, 1947 ORI tiga terdiri dari 7 jenis pecahan, dari setengah rupiah hingga 250 rupiah. Di masa ini, juga terdaftar pecahan langka, yaitu 100 rupiah maramis.

Oeang Republik Indonesia Ketiga - Maramis

Kemudian, ORI keempat berlangsung pada tahun 1948. Uniknya pada masa ini terdapat pecahan dengan seri nominal pecahan-pecahan yang terbilang ganjil, yaitu 40 rupiah, 75 rupiah, 100 rupiah harta, 400 rupiah, dan salah satu karya terbaik dan terlangka sekaligus nominal termahal, 600 rupiah.

Oeang Republik Indonesia Keempat - 600 Rupiah

Pada jaman presiden Soeharto, uang pertama yang dikeluarkan adalah uang kertas seri Soedirman dengan pecahan 1 rupiah, 2,5, 5, 10, 25, 50, 100, 500, 1000, 5000, dan 10.000 rupiah. Uang ini ditandatangani oleh Gubernur BI, Radius Prawiro dan Direktur BI, Susmono B. Martokusumo dan mulai diedarkan pada tanggal 8 Januari 1968. Setelah itu pada 1975 BI mengeluarkan uang pecahan kertas 1000 rupiah bergambarkan pangeran Diponegoro, 5000 rupiah bergambar nelayan, dan 10000 rupiah bergambar Candi Borobudur. Masing-masing ditandatangani oleh Gubernur BI, Rachmad Saleh dan Direktur BI, Susmono B. Martokusumo.

Uang Barong 1975

Perkembangan pembangunan Indonesia yang semakin pesat pada era 1990, membuat kita memerlukan pecahan uang yang lebih besar. Akhirnya, pada 1992 Bank Indonesia mengeluarkan pecahan uang baru beremisi, terdiri dari pecahan 100 rupiah bergambar perahu, 500 rupiah bergambar orang utan, 1000 rupiah bergambar danau Toba, pecahan 5000 rupiah bergambar alat musik Sasando dan tenunan, pecahan 10000 rupiah bergambar Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan pecahan 20000 rupiah bergambar Cendrawasih merah. Pada 1993, dikeluarkan lagi pecahan 50000 rupiah bergambar presiden Soeharto, dan dikeluarkan juga dengan pecahan dan penerbitan khusus dengan menggunakan plastik berbahan polimer dengan pengaman berupa holografi Soeharto untuk menyulitkan pengederan uang palsu Indonesia, pada bagian belakangnya terdapat bandara Soekarno-Hatta dengan sebuah pesawat yang sedang lepas landas, hal ini menunjukan pertumbuhan Indonesia.

Uang 50 Ribu Rupiah - Soeharto

Dari Senin 12 Desember 2016, Bank Indonesia mengeluarkan uang seri Indonesia baru terdiri dari 7 pecahan uang rupiah kertas dan 4 pecahan uang rupiah logam dengan gambar pahlawan. Sebelumnya, sempat beredar informasi, mengenai pecahan uang baru senilai 200 ribu rupiah dan isu tersebut tidaklah benar. Pecahan uang Indonesia terbesar masih dengan nominal 100 ribu rupiah. Direktur Eksekutif Pengelolaan Uang Bank Indonesia menjelaskan, uang rupiah kertas yang baru terdiri dari nilai nominal, 100ribu, 50ribu, 20ribu, 10ribu, 2ribu, dan 1ribu rupiah. Sedangkan, uang rupiah logam terdiri atas pecahan 1ribu, 500, 200, dan seratus rupiah.

Sejarah Mata Uang Indonesia Dari Awal Sampai 2017

Dua orang pertama RI tahun 1945, yaitu Soekarno dan Hatta terpampang pada uang rupiah pecahan 100ribu rupiah kertas.

Gambar pahlawan kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat Ir. H. Djuanda Kartawidjaja (Pengukuh Kedaulatan Indonesia), terpampang pada pecahan uang 50ribu rupiah kertas. Beliau adalah perdana menteri Indonesia yang kesepuluh.

Serta ada Dr. G. S. S. J. Ratulangi (Gubernur Pertama Sulawesi) atau lebih dikenal dengan sebutan sang Ratulangi, kini sosoknya berada pada pecahan uang rupiah kertas 20ribu rupiah baru.

Sosok Frans Kaislepo, pahlawan Kemerdekaan Indonesia dari Biak, Papua berada di uang rupiah baru pecahan 10ribu rupiah kertas. Beliau adalah guru Taman Siswa yang diasingkan ke Digul, Papua. Beliau ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 14 September 1993.

Pahlawandari Kalimantan yang merupakan guru besar N.U Dr. K.H. Idham Chalid terpampang pada uang rupiah baru pecahan 5ribu kertas.

Selanjutnya adalah M. H. Thamrin (Perintis Revolusi Kemerdekaan Indonesia), yang lahir dijakarta menghiasi uang pecahan baru 2ribu kertas.

Pahlawan wanita, Tjut Mutia (Pejuang Kemerdekaan Indonesia) merupakan pahlawan pada jaman kolonial Belanda dari tanah Aceh, menghiasi uang rupiah baru pecahan 1ribu rupiah.

Sedangkan, Mr. I Gusti Ketut Pudja (Tokoh Penentu NKRI), seorang pahlawan yang ikut serta dalam penyusunan naskah proklamasi sudah menghiasi uang rupiah pecahan baru 1ribu logam.

Letjen T.B. Simatupang (Pelindung Kemerdekaan Indonesia) akan menghiasi pada uang pecahan 500 logam. Dr. Tjipto Mangunkusumo (Pendiri Tiga Serangkai) pada pecahan 200 logam. Prof. Dr. Ir. Herman Johannes (Pejuang Paripurna Indonesia) pada uang pecahan 100 logam.

Uang baru ini dilengkapi dengan unsur pengamanan yang sangat kuat untuk menanggulangi peredaran uang palsu. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang Indonesia menegaskan uang Indonesia tetap berlaku, karena Bank Indonesia akan menarik secara bertahap. Bank Indonesia akan dapat menarik uang pecahan lama dalam jangka waktu 5 tahun dari seluruh Bank yang ada di Indonesia. Kemudian, masyarakat Indonesia akan tetap bisa menukarkan uang pecahan lamanya untuk digantikan dengan uang pecahan baru selama jangka waktu 10 tahun setelah Bank Indonesia menyiarkan pengumumannya