SEO Bukan One Time Project, Terus Fokus dan Tujuannya Apa?

Selama bertahun-tahun berkecimpung di dunia SEO, saya sering bertemu dengan dua jenis tim, pertama yaitu tim yang sibuk luar biasa dan kedua adalah tim yang produktif luar biasa. Keduanya sama-sama bekerja keras, namun hasilnya bisa sangat berbeda.

Perbedaannya sering kali terletak pada cara mereka memandang pekerjaan. Bagi banyak orang, SEO adalah daftar tugas tanpa akhir, padahal SEO bukan one time project yang bisa diselesaikan hanya dengan mencentang checklist.

Pendekatan “Always-On” atau berbasis checklist ini terdengar bagus di atas kertas karena akan selalu ada yang dikerjakan. Namun, dalam praktiknya, pendekatan ini sering kali menjebak kita dalam siklus kesibukan tanpa dampak yang jelas.

Kamu merasa sudah melakukan “banyak hal SEO”, tapi metrik bisnis seperti sales/revenue atau perolehan prospek (leads) tidak kunjung bergerak.

Di artikel ini, saya ingin mengajak kamu untuk mengubah cara pandang tersebut dan beralih ke metode yang lebih cerdas dan berdampak.

Masalah Sebenarnya dengan Pendekatan SEO “Always-On”

Pendekatan “Always-On” adalah saat pekerjaan SEO dilihat sebagai serangkaian tugas yang harus terus-menerus dikerjakan tanpa henti. Masalahnya, pendekatan ini memiliki beberapa kelemahan fundamental yang sering kali tidak kita sadari.

1. Tidak Ada Prioritas yang Jelas

Semua tugas dalam checklist seolah memiliki bobot yang sama. Padahal, dampak dari memperbaiki 10 broken link sangat berbeda dengan mengoptimalkan 5 halaman produk utama yang menyumbang 60% revenue.

2. Terputus dari Strategi Bisnis

Aktivitas yang dilakukan sering kali hanya “praktik terbaik” generik. Kita sibuk melakukan hal-hal yang “seharusnya” dilakukan tanpa bertanya, “Apakah ini akan membantu kita mendapatkan lebih banyak klien bulan ini?”

3. Tidak Ada Titik Akhir

Tim hanya terus “mengerjakan SEO” tanpa definisi kapan sebuah inisiatif dianggap selesai atau berhasil. Ini menciptakan pekerjaan yang terasa tak berujung dan melelahkan.

4. Menyebabkan (Burnout)

Bekerja tanpa henti pada daftar tugas yang tidak pernah habis dapat membuat tim kehilangan motivasi. Mereka merasa usahanya tidak pernah cukup dan tidak memberikan hasil yang sepadan.

Sulit Mengukur Dampak Nyata Tanpa tujuan yang spesifik, sangat sulit untuk membuktikan bahwa investasi waktu dan sumber daya dalam SEO benar-benar memberikan ROI (Return on Investment). Reportnya mungkin hanya berisi “jumlah keyword di halaman satu” tanpa bisa menyambungkannya ke “peningkatan pendapatan”.

Bekerja dengan SEO Sprint sebagai Solusi Lebih Cerdas

Jika pendekatan “Always-On” tidak efektif, lalu apa solusinya? Jawabannya adalah mengadopsi kerangka kerja yang lebih terstruktur dan strategis, yaitu SEO Sprint. Solusi ini adalah cara kerja yang memecah pekerjaan besar menjadi blok-blok waktu yang terfokus.

SEO Sprint memiliki beberapa karakteristik utama:

1. Terfokus dan Terikat Waktu

Sebuah sprint adalah upaya intensif selama periode waktu tertentu (misalnya, 2 minggu) untuk mencapai satu tujuan yang sangat spesifik. Semua energi tim diarahkan untuk memecahkan satu masalah.

2. Berbasis Prioritas Dampak

Sebelum sprint dimulai, tim menganalisis dan memutuskan tugas mana yang akan memberikan dampak terbesar bagi bisnis. Hanya tugas-tugas prioritas tertinggi inilah yang masuk ke dalam sprint.

3. Tujuan yang Sangat Terukur

Setiap sprint harus memiliki target yang jelas dan bisa diukur. Contohnya, alih-alih bertujuan “meningkatkan peringkat”, tujuan sprint bisa jadi “meningkatkan konversi organik sebesar 15% untuk 5 halaman layanan teratas dalam 4 minggu.”

4. Iteratif dan Berkelanjutan

Setelah sprint selesai, hasilnya dievaluasi. Apa yang berhasil? Apa yang tidak? Pembelajaran ini kemudian digunakan untuk merencanakan sprint berikutnya agar menjadi lebih efektif.

Manfaat Nyata Mengadopsi Metode Sprint

Mengubah cara kerja dari checklist ke sprint memberikan manfaat yang sangat signifikan, bukan hanya untuk hasil SEO, tetapi juga untuk tim dan perusahaan secara keseluruhan.

1. Fokus Tim Meningkat Tajam

Tim tidak lagi terdistraksi oleh puluhan tugas kecil. Mereka bekerja bersama untuk memecahkan masalah spesifik yang paling penting saat itu juga.

2. Menjadi Lebih Agile

Dunia digital terus berubah. Menggunakan siklus sprint yang pendek, kamu bisa lebih cepat beradaptasi terhadap perubahan algoritma Google, tren pasar, atau strategi kompetitor.

3. Akuntabilitas yang Jelas

Saat melapor ke manajemen atau klien, kamu bisa menunjukkan progres yang konkret. “Dalam sprint 4 minggu ini, kami berhasil meningkatkan click-through rate (CTR) organik halaman X sebesar 20%, yang menghasilkan 50 prospek baru.”

4. Terhubung Langsung dengan Hasil Bisnis

Sprint dirancang untuk mendukung tujuan bisnis. Kamu bisa merancang sprint yang secara spesifik bertujuan untuk meningkatkan pendapatan, mengurangi biaya akuisisi pelanggan, atau meningkatkan jumlah pendaftar demo produk.

Kapan “Always-On” Masih Berguna?

Apakah ini berarti kita harus sepenuhnya meninggalkan semua tugas rutin? Tentu tidak. Pendekatan “always-on” masih sangat relevan untuk tugas-tugas maintenance yang menjadi fondasi website.

Tugas-tugas ini meliputi:

  • Memantau crawl error.
  • Memperbaiki broken link.
  • Memastikan kecepatan website tetap optimal.
  • Membuat konten evergreen untuk selalu mendapatkan potensi traffic tertinggi.

Anggaplah tugas-tugas ini sebagai “menjaga kebersihan rumah”. Kamu harus melakukannya secara rutin, tetapi itu bukanlah strategi utamamu untuk “merenovasi rumah” agar nilainya meningkat. Tugas pemeliharaan ini mendukung sprint, bukan menggantikannya.

Study Case RCTI+

Ketika bekerja di RCTI+, saya selalu memiliki daftar prioritas pekerjaan SEO. Semuanya berawal dari pertanyaan atau kesadaran kecil tentang “film atau section apa yang bulan/kuarter depan harus saya tingkatkan jumlah penontonnya?”.

Jawaban dari pertanyaan tersebut akan menjadi sebuah terminal (pemberhentian akhir) atau goals dari project ini, dari sini kita bisa pecahkan tugas-tugas apa saja yang bisa mendukung kita untuk menuju terminal tersebut, atau biasa saya sebut halte-haltenya.

Sehingga, semua tugas tersebut bisa masuk ke dalam kanban board To-do, In-progress, Done, atau justru Always-On.

SEO Sprint

Dari Sibuk Menjadi Produktif

Pada akhirnya, artikel ini mengajakmu untuk melakukan pergeseran pola pikir. Berhentilah mengukur kesuksesan dari seberapa sibuk kamu “mengerjakan SEO”, dan mulailah mengukurnya dari hasil yang kamu ciptakan.

Mengadopsi metode sprint artinya tim SEO bisa bekerja lebih cerdas, lebih fokus, dan yang terpenting, mampu membuktikan dampak nyata pekerjaan mereka bagi kesuksesan bisnis.

Published by rendyandriyanto

Your go-to SEO Specialist. Passionate about achieving growth in digital marketing and financial markets.

Leave a comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *