Semur Jengkol dan Es Tong Tji – Hei, semur jengkol kenapa engkau begitu menggoda lidahku, melambai-lambai ke perutku yang sedang kosong. Kenapa? Engkau tak punya majikan yang mau memakan dikau? Atau kenapa? Engkau dan tumpukan 1kg teman-teman jengkolmu di dalam semangkuk yang merah penuh dengan sambal selalu saja mampu menggugahkan selera makanku. Es tong tji yang segar, aku kira engkau dapat menyembuhkan lidahku dari rasa pedas yang ada karena sambal semur jengkol. Es tong tji yang aku kira dapat melegakan tenggorokanku karena terlalu asyik bercakap dengan teman-teman hingga hampir lupa minum. Tapi, kini, kalian berkhianat denganku, kalian mendustaiku, kalian mengacaukan semuanya. Kalian malah membuat tubuhku lemas terbaring di atas kasur, merasakan perihnya flu bening di dalam 2 lubang hidung mungilku. Kalian jahat!!!!

2 hari yang lalu, ibuku memasak semur jengkul yang sangat enak dicampur dengan sambal. Ya, mungkin karena kami orang desa yah, jadi masih suka makan jengkol. Tapi, perlu kalian ingat, jengkol masakan ibuku tuh rasanya enaaaaakkkkk banget, steake restoran yang harganya selangitpun ga ada yang bisa nandingin. Beuhhh mantap! Pada pagi hari yang (waktu itu) masih dingin, ibu dan aku bersiap-siap untuk menyantap sarapan pagi. Sumpah!!! Awalnya, aku ga mau makan jengkol, aku cuma pengen sambalnya aja. Tapi, berdalih alasan karena perut sedang kroncongan, dan berbagai macam tipu muslihat ibuku yang katanya jengkol punya banyak khasiat, akhirnya aku memutuskan untuk tetap memakan jengkol itu. 1 sendok, 2 sendok, sampai 4 jengkol dan satu piring nasi aku habiskan. Satu kali makan, aku merasakan biasa-biasa saja, ga ada yang beda dari tubuhku. Hingga siang hari tiba waktunya makan siang, karena ga ada masakan lain lagi selain semur jengkol, akhirnya aku paksakan untuk memakan jengkol. Tapi akhir dari makan semur jengkol ini ada yang beda, aku mulai merasakan mual, dan air liur numpuk di tenggorokan, rasanya untuk meludah susah sekali. Di waktu yang sama juga, kepalaku mulai merasakan pening dan ga karuan.

Singkat cerita dari tidur, malam harinya aku pergi bersama sodara untuk ke gerai provider (warna kuning) yang ada di moro mall Purwokerto. Seperti biasanya, untuk ngirit dan ga boros uang, sebelum keluar rumah, aku terlebih dahulu makan. Semur jengkol lagi, beuuhhh -_- tapi waktu itu aku belum curiga dengan semur jengkol. Di gerai provider, bersama sodara sambil menunggu antrian nomor a218, kami berbincang dengan salah satu sales yang ada di gerai tersebut. Setelah selesai berususan dengan gerai provider, sodaraku mengajak untuk ke kantin terlebih dahulu untuk memhembuhkan nafas udara segar. Disitu, terlihat 2 wanita berseragam campuran warna kuning dan hijau bermerk tong tji. Akhirnya kamipun membeli 2 gelas es teh tong tji (lupa rasa apa) yang jelas minuman itu sangat dingin dan segar.

Yang sangat aku kecewakan, sepulang dari moro mall Purwokerto, aku mulai merasakan pening yang dahsyat di kepala. Aku sungguh curiga dengan engkau, Semur Jengkol dan Es Teh Tong Tji.